Ketua Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan Indonesia (Patelki) Kalbar Asep Sabolakna mengakui jika profesi yang ia pimpin baru seumur jagung. Patelki menurutnya baru berkiprah sejak 1988. Menurutnya, keberadaan anggota Patelki kurang populer di masyarakat lantaran minimnya interaksi mereka dengan masyarakat, khususnya pasien.
"Banyak yang tak paham jika analis berbeda dengan perawat. Bahkan tak jarang analis disamakan dengan perawat-perawat di rumah sakit atau puskesmas. Tenaga lab hanya populer dikalangan terbatas saja," ujar Asep usai pelantikan kepengurusan Patelki Kalbar periode 2011- 2015 di Hotel Santika, Sabtu (12/3).
"Banyak yang tak paham jika analis berbeda dengan perawat. Bahkan tak jarang analis disamakan dengan perawat-perawat di rumah sakit atau puskesmas. Tenaga lab hanya populer dikalangan terbatas saja," ujar Asep usai pelantikan kepengurusan Patelki Kalbar periode 2011- 2015 di Hotel Santika, Sabtu (12/3).
Menurutnya, analis kesehatan hanya berkomunikasi dengan pasien ketika melakukan pengecekan kesehatan saja. Agar lebih dikenal, Patelki menggandeng Dinas Kesehatan Kalbar melalui program sosialisasi diteksi dini penyakit tidak menular (PTM).
Patelki Kalbar saat ini memiliki 300 anggota
Dinas Kesehatan melalui perwakilannya Handa Siti Yuliani mengatakan profesi analis memerlukan sumber daya manusia (SDM) yang unggul. Tenaga analis menunjang keberhasilan semua program peningkatan kesehatan yang dicanangkan oleh pemerintah.
Menurutnya tenaga analis yang tergabung dalam Patelki merupakan mitra kerja pemerintah yang berkontribusi besar dalam pembangunan kesehatan, terutama di Kalbar.
sumber : tribun pontianak
0 komentar:
Posting Komentar