Selasa, 14 Juni 2011

Kendali Gula Darah, Hindari Penyakit Jantung Koroner

Konsentrasi gula darah yang terkontrol akan menurunkan risiko gangguan metabolisme lemak dan kerusakan pembuluh darah yang kronis sebagai faktor risiko Penyakit Jantung Koroner (PJK).
Pada tahun 2006 jumlah penderita diabetes melitus, atau sering dikenal dengan istilah kencing manis, diperkirakan di Indonesia meningkat tajam menjadi 14 juta individu. Dari 14 juta ini baru 50% yang sadar mengidapnya, dan hanya 30% dari yang sadar ini mendapatkan pengobatan. Padahal, diabetes yang tidak ditangani suatu saat akan menimbulkan  komplikasi di berbagai organ, seperti jantung, ginjal, mata, dan lain-lain.

Mengapa Diabetisi Harus Waspada Terhadap Penyakit Jantung Koroner?

Di antara berbagai komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh diabetes, penyakit jantung koroner (PJK) adalah salah satu komplikasi yang patut diwaspadai, karena menyebabkan 50% dari kematian pada diabetisi (penyandang diabetes).

PJK adalah suatu kondisi di mana terjadi penyempitan pembuluh darah kecil yang menyuplai darah dan oksigen ke jantung. PJK dapat disebabkan oleh aterosklerosis, yakni suatu kondisi di mana bahan berlemak serta plak menempel dan menumpuk pada dinding pembuluh darah. Tumpukan lemak dan plak ini mengakibatkan pembuluh darah menyempit, sehingga aliran darah ke jantung bisa berkurang atau berhenti sama sekali menyebabkan nyeri di dada, kesulitan bernafas, gagal jantung, dan lain-lain.

Pada diabetes yang tidak terkontrol, yang berarti terjadi gula darah tinggi dalam jangka waktu yang lama, akan terjadi dislipidemia (peningkatan konsentrasi lemak darah) dan kerusakan pembuluh darah. Kedua hal ini merupakan faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko PJK pada diabetisi.

Diabetes dan Dislipidemia

Pada diabetes terjadi resistensi insulin/kekebalan terhadap insulin, di mana insulin tidak berfungsi dengan baik. Salah satu fungsi insulin ini adalah menekan proses pemecahan lemak dalam tubuh (lipolisis). Karena insulin tidak berfungsi dengan baik, proses pemecahan lemak ini terus berlangsung menghasilkan asam lemak bebas yang dilepas ke darah, mengakibatkan dislipidemia. Dislipidemia ditandai dengan meningkatnya kolesterol total, kolesterol LDL (kolesterol jahat) dan trigliserida, sedangkan kolesterol HDL (kolesterol baik) justru akan menurun.

Partikel LDL disebut jahat karena memiliki suatu protein bernama Apo B-100, yang membuat partikel LDL ini dapat menempel dan terperangkap pada dinding pembuluh darah serta mempercepat proses aterosklerosis. Yang lebih berbahaya lagi adalah small dense LDL (LDL yang berukuran kecil dan padat). Dengan ukurannya yang kecil, small dense LDL ini lebih mudah menyusup ke dalam dinding pembuluh darah dan menyebabkan aterosklerosis. Untuk memperkirakan ada tidaknya small dense LDL dapat diketahui dari pemeriksaan kolesterol LDL direk dan Apo B.

Diabetes dan Kerusakan Pembuluh Darah

Konsentrasi glukosa darah yang tinggi juga akan menyebabkan terjadinya peradangan/inflamasi pada pembuluh darah. Peradangan yang berkepanjangan akan mengakibatkan kerusakan pembuluh darah dan mempercepat terjadinya aterosklerosis sehingga risiko PJK akan meningkat.

Peradangan ini dapat diketahui dengan mengukur konsentrasi highi-sensitivity C-Reactive Protein (hs-CRP), yakni suatu protein yang dihasilkan oleh tubuh saat terjadi peradangan.

Komplikasi diabetes yang mengarah ke PJK dan komplikasi lainnya bisa dicegah dengan mengendalikan kadar gula darah sedekat mungkin dengan nilai normal. Diabetisi dianjurkan pula untuk melakukan pemeriksaan laboratorium secara rutin diantaranya:
-         HbA1c
      Untuk menilai pengendalian gula darahnya selama tiga bulan terakhir.
-         Kolesterol Total, Kolesterol HDL, Kolesterol LDL Direk, Trigliserida, Apo B, dan hs-CRP
      Untuk menilai risiko PJK pada diabetisi.

“Untuk hasil pemeriksaan HbA1c yang terbaik, Laboratorium Klinik Prodia menggunakan metode HPLC (High Perfomance Liquid Chromatography) yang direkomendasikan oleh International Diiabetes Federation & American Diabetes Association. Laboratorium Klinik Prodia juga mengikuti Program Pemantapan Mutu untuk kualitas hasil pemeriksaan HbA1c yang diselenggarakan Biorad-USA.”

Sumber : Prodia

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates